Selasa, 11 Oktober 2011

Puskesmas Khusus Jamu akan Segera Hadir ?




   Sebagai salah satu negara yang kaya akan tanaman obat, penggunaan ramuan herbal di Indonesia memang tidak asing lagi. Secara turun-temurun masyarakat sudah menggunakan tanaman obat sebagai alternatif dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Dunia puskesmas adalah promotif dan preventif. Maka dari itu, harus disediakan puskesmas jamu. Demi memaksimalkan potensi kekayaan alam tersebut, Kementerian Kesehatan kini memiliki suatu program guna menjadikan jamu sebagai tuan rumah di negara sendiri. Salah satu upaya yang saat ini dilakukan adalah mendirikan layanan pusat kesehatan masyarakat (puskemas) khusus untuk jamu dan obat-obat herbal.
“Hal tersebut dimaksudkan supaya masyarakat ada pilihan pengobatan. Tapi, jamu yang kita harapkan tentu yang sudah evidence base (terbukti secara ilmiah) dan di-back up dengan research. Kalau dulu, orang diare mungkin akan diberi tiga lembar daun jambu. Padahal itu kan lembarnya ada yang lebar dan kecil. Nanti kita akan buat takarannya menjadi miligram dalam bentuk kapsul. Ini barangkali yang akan dikembangkan.
Dari segi jumlah kekayaan tanaman herbal, Indonesia sebenarnya tidak kalah dari China. Namun, yang terjadi sekarang ini, China jauh lebih berkembang dalam pemanfaatan dan pembuatan obat-obat herbal. Padahal, Indonesia mempunyai lahan yang cukup luas, tetapi sayang belum dikelola dengan baik. Sekarang sudah ada sekitar 70 puskesmas di Jawa Tengah yang dijadikan pusat uji pelayanan jamu. Setelah jamu ini  begitu oke oleh Dinas Kesehatan baru dapat diterapkan secara nasional. Mungkin ke depannya akan ada puskesmas khusus untuk jamu,
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 terkait respons masyarakat terhadap pengobatan tradisional, diketahui bahwa 55,3 persen penduduk Indonesia pernah menggunakan jamu. Di antara 55,3 persen tersebut, 95,6 persen mengakui, jamu sangat bermanfaat untuk kesehatan. “Jadi, setiap orang yang pernah menggunakan jamu itu merasa menemukan manfaat dan tidak ragu mendekati angka 100 persen. Persoalan kita tinggal bagaimana memperbesar angka yang 55,3 persen itu dengan memberikan pelayanan dan dilakukan secara formal (puskesmas dan rumah sakit).
Puskesmas, seperti konsep yang sudah ada, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan promotif dan preventif, di samping kuratif dan rehabilitatif. Tambahan pelayanan tradisional diharapkan dapat meningkatan kualitas kesehatan dan mencegah seseorang jatuh sakit. Pelayanan tradisional ini dimaksudkan sebagai upaya preventif. Untuk wilayah preventif, tanaman obat herbal dan tradisional menjadi solusinya. Dunia puskesmas adalah promotif dan preventif. Maka dari itu, harus disediakan puskesmas jamu. Untuk mewujudkan terciptanya puskesmas jamu bukanlah hal yang sulit. Sebab, selama ini jamu sudah dikenal masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Tinggal bagaimana membuatnya sebagai bahan yang formal dan aman untuk digunakan.

7 komentar:

  1. waduh, baru tau kalo daun sirih ada efek sampingnya juga.

    thanks infonya :)

    buka n komen link ini juga http://filmisna.wordpress.com/category/filmstop ;)

    BalasHapus
  2. Makanya gax usah gunain daunsirh scra berlebihan,,
    hehe
    Oke tag koment..

    BalasHapus
  3. bagus itu kalo ada puskesmas yang mao buka khusus jamu

    BalasHapus
  4. Iya,,
    kan jadi bisa pake obat tradisisonal,,

    BalasHapus
  5. jika kita bicarakan tentang filsafat efismologi emang bener, kita belajar dari alam dan mengunakan panca indra dan rasio untuk keberlangsungan kita?
    sehingga kita dapat menemukan mana tanaman yg layak untuk di konsumsi dan di jadikan obat-abotan??

    pertanyaannya apakah tumbuhan-tumbuhan yang ad di sekeliling kita, bisa memberikan secara optimal dalam penyembuhan penyakit?
    dan adakah efek samping dari tanaman herbal tersebut??

    BalasHapus
  6. Wah Kayak yang di BPTO-OT Sragen dulu duonk??

    BalasHapus
  7. @ A'agun _ Setiap tanaman yang digunakan pastinya uda di uji coba terlebih dahulu baik atau tidak untuk dipergunakan.

    @ Fath _ Iya doang,,,

    BalasHapus