Rabu, 12 Oktober 2011

Puskesmas Fasilitas Rawat Inap Terus Ditambah

JAKARTA (Pos Kota) – Pemprov DKI Jakarta terus meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Setelah membangun tiga puskesmas dengan layanan rawat inap seperti kelas III di rumah sakit, penambahan kapasita layan tersebut saat ini tengah dilakukan di 9 Puskesmas Kemacatan.
Tidak hanya itu, tahun 2012, sudah dianggarkan penambahan kapasitas layanan rawat inap di 7 puskesmas kecamatan. Sehingga tahun depan, DKI Jakarta telah memiliki 19 Puskesmas Kecamatan Rawat Inap.
Tiga puskesmas rawat inap yang sudah beroperasi pada tahun ini, yaitu Puskesmas Kecamatan Tambora, Jakarta Barat dengan kapasitas delapan tempat tidur dan akan ditambahkan pada akhir tahun 2011 menjadi 20 tempat tidur. Lalu Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan sudah beroperasi dengan kapasitas sebanyak 20 tempat tidur, lima diantaranya digunakan sebagai pelayanan gizi buruk. Selanjutnya Puskesmas Kecamatan Kebonjeruk, Jakarta Barat sudah beroperasi rawat inap dengan kapasitas enam tempat tidur.
“Kita tambah kapasitas tempat tidurnya. Sehingga mampu melayani warga miskin dengan penyakit ringan. Jadi tidak perlu ke rumah sakit,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, Rabu (12/10).
Selain tiga puskemas yang sudah melayani rawat inap, tahun ini akan dibangun fasilitas rawat inap di sembilan puskesmas rawat inap dari target 19 puskesmas itu. Puskesmas ini antara lain berada di Kec. Cilincing, Kec. Penjaringan, Kec. Mampang Prapatan, Kec. Pesanggrahan, Kec. Kebayoran Lama, Kec. Pasar Minggu, Kec. Koja, Kec. Kembangan dan Kec. Tebet. Seluruh fasilitas rawat inap harus selesai pada akhir tahun 2011 ini.
Dipilihnya lokasi tersebut ditambahkan Dien, lantaran kawasan itu merupakan wilayah padat penduduk dan terdapat kantong-kantong masyarakat kumuh. Misalnya di Kec. Tebet sangat padat sekali, dalam satu hari ada 750 hingga 800 kunjungan di puskesmas
Sementara tahun 2012, akan ada pembangunan fasilitas rawat inap di tujuh puskesmas yang berada di Kecamatan Ciracas, Kecamatan Kramat Jati, Kecamatan Sawah Besar, Kecamatan Cempaka Putih, Kecamatan Kali Deres dan Kecamatan Grogol Petamburan.
Khusus di kawasan Kecamatan Grogol Petamburan, Dien mengungkapkan akan dibangun bangunan puskesmas baru dengan alokasi anggaran diperkirakan sekitar Rp8 miliar hingga Rp10 miliar.(guruh/b)

Puskesmas Sebagai Agen Pemberdayaan Masyarakat


Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan yang besar dalam mencipta inovasi model pelayanan kesehatan di aras basis. Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan/revitalisasi kader PKK, pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang komprehensif, serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah.
Revitalisasi Puskesmas melalui strategi pengorganisasian masyarakat mempunyai misi untuk mengoptimalkan fungsi dan kinerja Puskesmas terutama dalam penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat di aras komunitas basis. Sumber daya manusia yang ada di Puskesmas selain menguasai teknis mengenai penanganan permasalahan kesehatan sebaiknya juga dibekali dengan penguasaan keterampilan untuk melakukan pengorganisasian komunitas.
Pengorganisasian masyarakat merupakan proses untuk membangun kekuatan komunitas dengan melibatkan anggota masyarakat sebanyak mungkin melalui proses menemukan modal sosial, problematika, merumuskan alternatif pemecahan masalah –dalam hal ini kesehatan- serta membangun institusi sosial yang demokratis, berdasarkan aspirasi, keinginan, kekuatan dan potensi yang tumbuh dalam komunitas. Tujuan proses pengorganisasian komunitas dalam merevitalisasi peran Puskesmas antara lain:
  1. Membangun kekuatan masyarakat: Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk mendorong secara efektif modal sosial masyarakat agar mempunyai kekuatan untuk menyelesaikan permasalahan dalam hal kesehatan secara mandiri. Melalui proses pengorganisasian, masyarakat diharapkan mampu belajar untuk menyelesaikan ketidakberdayaannya dan mengembangkan potensinya dalam mengontrol kesehatan lingkungannya dan memulai untuk menentukan sendiri upaya-upaya strategis di masa depan;
  2. Memperkokoh kekuatan komunitas basis: Pengorganisasian masyarakat bertujuan untuk membangun dan menjaga keberlanjutan kelompok-kelompok kesehatan (Posyandu, Polindes, Dokter Kecil dan lainnya) yang kokoh yang dapat memberikan pelayanan terhadap permasalahan-permasalahan dan memfasilitasi aspirasi tentang permasalahan kesehatan di aras komunitas basis. Organisasi di aras komunitas dapat menjamin tingkat partisipasi, pada saat bersamaan, mengembangkan dan memperjumpakan dengan organisasi atau kelompok lain untuk semakin memperkokoh kekuatan komunitas;
  3. Membangun aliansi: Puskesmas dan kelompok kesehatan di aras komunitas harus membangun dan tergabung dalam aliansi-aliansi strategis untuk menambah proses pembelajaran dan menambah kekuatan diri.

Selasa, 11 Oktober 2011

Tiga Puskesmas Bangka Dilengkapi USG



Sebanyak tiga Puskesmas rawat inap di KAbupaten Bangka kini mulai 2011 bisa melakukan rawat inap dengan melakukan pemeriksaan USG guna mengetahui kondisi kehamilan guna mengurangi angka kemtaian ibu melahirkan.
"Jadi masyarakat yang membutuhkan pemeriksaan USG kini tidak perlu jauh- jauh ke dokter spesialis atau rumah sakit tapi bisa melakukannya ke Puskesmas rawat inap yang ada di Petaling, Bakam, dan Belinyu," ujar Boy Yandra, KASI Perencanaan dan Penyusunan Anggaran, Dinkes Bangka kepada bangkapos.com, Kamis (29/9/2011).
Ia mengatakan, untuk pemeriksaan USG di Puskesmas itu juga sudah ada dokternya yang sudah dilatih dalam penggunaan USG itu. "Pemeriksaan USG dari segi biayanya ini masih terjangkau oleh masyarakat sesuai dengan perda yang ada sekitar Rp 55.000 dengan konsultasinya. Namun pemeriksaan itu masyarakat membayar sendiri karena tidak termasuk dalam JKSS(Jaminan Kesehatan Sepintu Sedulang)," jelas Boy.

Puskesmas Khusus Jamu akan Segera Hadir ?




   Sebagai salah satu negara yang kaya akan tanaman obat, penggunaan ramuan herbal di Indonesia memang tidak asing lagi. Secara turun-temurun masyarakat sudah menggunakan tanaman obat sebagai alternatif dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Dunia puskesmas adalah promotif dan preventif. Maka dari itu, harus disediakan puskesmas jamu. Demi memaksimalkan potensi kekayaan alam tersebut, Kementerian Kesehatan kini memiliki suatu program guna menjadikan jamu sebagai tuan rumah di negara sendiri. Salah satu upaya yang saat ini dilakukan adalah mendirikan layanan pusat kesehatan masyarakat (puskemas) khusus untuk jamu dan obat-obat herbal.
“Hal tersebut dimaksudkan supaya masyarakat ada pilihan pengobatan. Tapi, jamu yang kita harapkan tentu yang sudah evidence base (terbukti secara ilmiah) dan di-back up dengan research. Kalau dulu, orang diare mungkin akan diberi tiga lembar daun jambu. Padahal itu kan lembarnya ada yang lebar dan kecil. Nanti kita akan buat takarannya menjadi miligram dalam bentuk kapsul. Ini barangkali yang akan dikembangkan.
Dari segi jumlah kekayaan tanaman herbal, Indonesia sebenarnya tidak kalah dari China. Namun, yang terjadi sekarang ini, China jauh lebih berkembang dalam pemanfaatan dan pembuatan obat-obat herbal. Padahal, Indonesia mempunyai lahan yang cukup luas, tetapi sayang belum dikelola dengan baik. Sekarang sudah ada sekitar 70 puskesmas di Jawa Tengah yang dijadikan pusat uji pelayanan jamu. Setelah jamu ini  begitu oke oleh Dinas Kesehatan baru dapat diterapkan secara nasional. Mungkin ke depannya akan ada puskesmas khusus untuk jamu,
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 terkait respons masyarakat terhadap pengobatan tradisional, diketahui bahwa 55,3 persen penduduk Indonesia pernah menggunakan jamu. Di antara 55,3 persen tersebut, 95,6 persen mengakui, jamu sangat bermanfaat untuk kesehatan. “Jadi, setiap orang yang pernah menggunakan jamu itu merasa menemukan manfaat dan tidak ragu mendekati angka 100 persen. Persoalan kita tinggal bagaimana memperbesar angka yang 55,3 persen itu dengan memberikan pelayanan dan dilakukan secara formal (puskesmas dan rumah sakit).
Puskesmas, seperti konsep yang sudah ada, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan promotif dan preventif, di samping kuratif dan rehabilitatif. Tambahan pelayanan tradisional diharapkan dapat meningkatan kualitas kesehatan dan mencegah seseorang jatuh sakit. Pelayanan tradisional ini dimaksudkan sebagai upaya preventif. Untuk wilayah preventif, tanaman obat herbal dan tradisional menjadi solusinya. Dunia puskesmas adalah promotif dan preventif. Maka dari itu, harus disediakan puskesmas jamu. Untuk mewujudkan terciptanya puskesmas jamu bukanlah hal yang sulit. Sebab, selama ini jamu sudah dikenal masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Tinggal bagaimana membuatnya sebagai bahan yang formal dan aman untuk digunakan.

Inspektorat Periksa Kepala Puskesmas

Muaraenim, Situs Hukum--- Kepala Puskesmas Tanjung Agung berinisial ISP SKM dan Bendahara Puskesmas Tanjung Agung berinisial Het diperiksa Inspektorat Muara Enim. Keduanya diperiksa terkait dugaan penyelewangan klaim Jamsoskes senilai Rp65 juta dan uang operasional mobil ambulans Rp113 juta serta uang honor lainnya.
Kepala Inspektorat Muara Enim Yusuf Fuad membenarkan pemeriksaan tersebut. "Pemeriksaan kita lakukan sebagai tindak lanjut pengaduan yang disampaikan Dinas Kesehatan. Ini untuk mengonfirmasi pada keduanya terkait masalah uang klaim dan uang lainnya di puskesmas tersebut," katanya. Saat diperiksa, lanjut Yusuf, keduanya mengaku telah mengembalikan uang tersebut pada yang berhak menerimanya. "Kita akan laporkan hasil pemeriksaan tersebut pada Bupati Muara Enim, terserah Bupati tindakan maupun sanksi disiplin apa yang akan dikenakan pada keduanya," ujarnya. Sebelumnya, Kepala Puskesmas Tanjung Agung ISP SKM membenarkan telah diperiksa petugas Inspektorat Muara Enim. "Memang benar kami telah diperiksa Inspektorat. Pemeriksaan hanya sifatnya reguler," kata ISP via ponsel.
Apakah pemeriksaan inspektorat terkait dugaan pemyimpangan dana di puskesmas? "Saya tidak tahu karena pemeriksaan yang dilakukan reguler dan saya tidak tahu masalah itu," kata ISP. Sementara itu, beberapa hari sebelumnya beredar surat laporan dugaan korupsi LSM Target Operasi tanggal 12 September 2011 yang ditandatangani ketuanya Tarigan ke tangan wartawan. Surat bernomor 123/DPP-TO/PLG/III/2011 itu menyebutkan di Puskesmas Tanjung Agung telah terjadi dugaan korupsi, dengan modus penggelapan dana operasional mobil ambulans dan uang jaminan sosial. (26).

Senin, 10 Oktober 2011

Dinkes Kabupaten Bekasi Minta Tambahan Puskesmas

Kabupaten Bekasi – Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi meminta ada penambahan tenaga medis serta pusat kesehatan masyarakat di wilayah setempat.
“Kami mengakui layanan kesehatan  bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Bekasi selama ini masih belum optimal sebab tenaga medis yang ada masih minim,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi,  Muharmansyah Boestari kepada Infoindonesia.co.id saat dihubungi melalui sambungan telephon genggamnya. Minggu.
Selain itu kata dia, jumlah Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang tersebar di wilayah Kabupaten Bekasi di nilai masih belum merata dan masyarakat masih kesulitan menjangkaunya. “Saat ini Kabupaten Bekasi mempunyai sekitar 39 puskesmas yang tersebar di 23 Kecamatan,” katanya.
Dikatakan dia, jumlah tersebut masih kurang hingga 31 puskesmas lagi. “Idealnya kita harus mempunyai sekitar 70 Puskesmas yang tersebar dengan rasio bahwa satu Puskesmas dapat memfasilitasi 30 ribu jiwa,” ujar Boestari.
Boestari mengatakan, pihaknya juga pernah mengusulkan penambahan Puskesmas kepada Kementerian Kesehatan. Namun hingga kini belum terealisasikan. “Khususnya di wilayah yang masih sulit terjangkau seperti Muara Gembong, Taruma Jaya dan Babelan,” katanya.
“Rencananya kita akan menugaskan  sejumlah dokter spesialis ke puskesmas-puskesmas agar bisa sedini  mungkin mendeteksi penyakit berbahaya yang bisa membahayakan jiwa,  seperti jantung, kanker atau lainnya,” demikian Boestari.
 

Puskesmas di rampok, 2 Bidan di ancam celurit

MALANG- Aksi perampokan terjadi di kota Malang. Sebuah Puskesmas pembantu di Bandung Rejosari, Sukun, kota Malang disatroni oleh lima orang perampok bercadar dan bersenjatakan celurit.
Dua orang bidan, Indah Wulandari dan Lia Ananta beserta kawan mereka seorang guru yang tengah menginap, Wilda Ayu, disekap kawanan oleh kawanan perampok, Selasa (2/8/2011).
Perampok yang masuk melalui jendela belakang Puskesmas mengacak-acak seluruh ruangan di Puskesmas. Kawanan perampok itu berhasil menggasak 3 buah sepeda motor, 5 buah telepon genggam, sebuah laptop dan uang tunai. Kerugian total akibat perampokan Puskesmas ini diperkirakan mencapai 60 juta.Akibat peristiwa ini, Puskesmas pembantu Bandung Rejosari, Sukun, kota Malang ini yang biasanya buka dan melayani pasien 24 jam, ditutup sementara. Penutupan puskesmas tersebut dikarenakan kedua bidan yang bertugas masih dalam keadaan trauma. Rencananya pihak Dinas Kesehatan kota Malang akan menambah tenaga pengamanan. Kasus perampokan ini kini ditangani pihak kepolisian baik jajaran Polsek Sukun dan Polres kota Malang.